Jerawat yang muncul di wajah dan tubuh bisa lebih dari sekedar masalah kesehatan kulit. Sebuah studi baru-baru ini dari Kanada mengatakan bahwa seringkali tidak teratur juga dapat meningkatkan risiko depresi seseorang.

Sebuah penelitian cara meninggikan badan berskala besar dilakukan terhadap 134.427 pria dan wanita yang mengalami jerawat pada masa remaja. Penelitian dilakukan selama 15 tahun, dan usia rata-rata peserta adalah 19 tahun.

Hasilnya, peneliti menyebut persentase depresi tertinggi terlihat pada peserta dengan mereka yang mengalami jerawat. Risiko depresi meningkat 18,5 persen pada peserta bernoda, dibandingkan dengan 12 persen pada kelompok kontrol.

"Jerawat bukan hanya masalah kulit, dampaknya bisa sangat besar, termasuk kesehatan mental," kata Isabelle A. Vallerand, seorang ahli epidemiologi di University of Calgary, yang dikutip oleh New York Times.

Penelitian yang dipublikasikan di British Journal of Dermatology, mengatakan bahwa wanita muda dari kelas menengah ke atas paling rentan terhadap depresi saat mereka tidak teratur. Kelompok ini juga tidak merokok dan tidak kelebihan berat badan.

Risiko manfaat lari pagi depresi terbesar terjadi pada tahun pertama mengalami masalah jerawat. Vallerand mengatakan bahwa mereka yang mengalami penyimpangan pada tahun pertama penelitian mengalami peningkatan risiko depresi hingga 63 persen.

Hubungan antara jerawat dan depresi belum jelas. Namun periset menduga hal ini terkait dengan standar kecantikan dan kecantikan yang semakin tinggi.